Selamat Datang Di Website Kita. Untuk Menonton Video Dengan Lancar Silahkan Melakukan Intalasi VPN

Klik Disini Untuk Instalasi Add On Google Chrome DISINI

Klik Disini Untuk Instalasi Add On Mozila Firefox DISINI

Setelah Melakukan Instalasi Aktifkan VPN Kalian Dan Refresh Browser, Selanjutnya Tinggal Crottzzz... ^_^
www.sydewa.com www.diapoker.net www.movieonline21.id

Selasa, 02 Januari 2018

Cerita Dewasa Teh Ana Yang Seksi Buat Keperkasaanku Kembali

Cerita Dewasa Teh Ana Yang Seksi Buat Keperkasaanku Kembali


Cerita Dewasa Teh Ana Yang Seksi Buat Keperkasaanku Kembali – Kali ini SIANGMALAM228 akan menceritakan Cerita Sex ketika Teh Ana yang montok berhasil membuat keperkasaanku kembali usai sebelumnya diriku sering mengalami ejakulasi dini. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.

Tidak ada yg kuberi tahu seorang pun, tentang hilangnya keperkasaanku. Dan untuk memastikan kelainanku, seminggu kemudian aqu mengunjungi sebuah lokasi prostitusi yg cukup jauh dari kotaqu. Tepatnya di daerah Cianjur. Aqu ingin lebih meyakinkan lagi keadaanku. Nafsu sexualku tetap menggebu-gebu. Tapi buat apa, jika tidak mampu melaqukaAnnya. Sungguh sangat tidak berarti. Memalukan..

Tanpa banyak basa-basi lagi, kupilih seorang wanita yg sesuai dgn seleraqu. Montok, cantik, putih dan mulus. Tidak kutanya nama dan hal ikhwalnya menjadi seorang WTS. Aqu langsung saja menggumul bodynya. Saling berpagutan bibir, sambil melepaskan pakaian masing-masing. Dorongan birahiku sangat kuat. Dgn penuh nafsu, kubaringkan bodynya. Lalu kutindih bodynya yg sudah telanjang bulat. Kontan saja, kemaluan-ku menyentuh pahanya. Kurasakan lagi desakan kuat dari dalam body, yg menjalar pada penis-ku. Jangankan untuk memasukan pada kemaluan-nya. Baru menyentuhnya juga, aqu tidak tahan menahan kuatnya arus air mani. Sehingga.. cret.. cret.. maniku muncrat pada perutnya. Lalu aqu terkulai lemas.

Dia tersenyum geli, sambil membersihkan penis-ku dgn handuk. Betapa malunya aqu. Senyumnya seakan menertawakan aqu. Membuat aqu cepat-cepat mengenakan pakaian lagi, lalu membayarnya. Kalau saja aqu tidak malu, mungkin aqu sudah berteriak. Aqu tidak kuasa menerima keadaan seperti ini. Aqu benar-benar mengalami ejaqulasi dini.

Aqu benar-benar tersiksa dgn keadaan seperti ini. Seperti pada satu hari, saat aqu berkenalan dgn seorang artis panggung. Noni namanya. Seorang janda beranak satu, yg kabarnya suka menjual diri juga. Dan memang kabar itu tidak terlalu meleset. Buktinya dia mulai menggodaqu, saat pada satu malam mengunjungi tempat tinggalnya. Tentu saja aqu melayaninya, sebab aqu pun sudah terangsang sejak awalnya bertemu. Terlebih pakaian yg dikenakaAnnya begitu serba mini. Sehingga belahan buah dadanya yg bulat dan besar, terlihat dgn jelas. Pahanya yg montok pun, seperti sengaja dipamerkan, dgn mengenakan rok yg sangat mini.

Sekitar jam sembilan lewat limabelas menit. Anaknya yg baru berusia lima tahun, sudah terdengar suara dengkurnya di dalam kamar. Aqu hanya berduaan di ruangan tamu. Duduk di kursi dgn posisi berhadapan. Buah dadanya kian menantangku.
“Saya mau permisi dulu, Mbak” Kataqu dgn nada memancing. Ingin memastikan sikapnya.
“Kenapa buru-buru? Tenang saja. Mau nonton film yg baru?” begitu katanya sambil beranjak dari kursi, menuju sebuah televisi. Lalu tangaAnnya membuka laci, dan seperti mencari-cari sesatu. Tidak lama kemudian mengambil sebuah kaset VCD.
“Ini rame, lho” Katanya lagi, sambil menyalakan VCD, yg tersimpan di pinggir TV-nya. Lalu menyetelnya tanpa ragu lagi. Kukira film nasioanal. Ternyata sebuah film semi blue yg sejak awal, sudah mengeksploitas sexual. Kontan saja nafsu birahiku lebih membara. Kulihat gordeng jendelanya sudah tertutup rapi. Tapi mataqu tertuju pada daun pintu. Noni pun seperti yg mengerti. Dia menuju ke arah pintu, lalu menguncinya.

Sungguh berani sekali Noni. Dia langsung duduk di sebelahku, dgn merapatkan bodynya. Tatapan matanya sudah tidak asing lagi. Sebuah ajakan untuk melaqukan hubungan sex. SenyumaAnnya membawa bibirku untuk melumat bibirnya. Kita saling bercumbu dgn penuh hasrat birahi. Taygan film pun tidak dihiraukan lagi. Aqu lebih asik menikmati adegan yg nyata. Buah dada yg sejak awal hanya kulihat, kali ini bisa kuremas-remas dan kujilati dgn lidahku. Betapa nikmatnya permainan ini. Sudah kubaygkan, goygan pantatnya akan sangat lincah. Sebab aqu pernah menyaksikan goyg pinggulnya di atas panggung. Pantatnya berputar begitu indah. Dan kini, aqu tinggal menunggu saatnya yg akan segera tiba.

Tangan Noni membuka ikat pinggang dan relesting celanaqu. Lalu memasukan tangaAnnya ke dalam celanaqu. Penislku yg sudah menegang, dipegangnya dgn kuat, dan dipermainkaAnnya beberapa saat. Sungguh terasa begitu nikmat. Namun lagi-lagi desakan air maniku sudah memaksa untuk keluar. Tak tau karena tangaAnnya yg begitu lembut ato apa. Yg pasti, aqu tidak tahan lagi. Aqu sadar akan “bahaya”. Tanganku cepat-cepat menuntun tangaAnnya keluar dari dalam celanaqu. Bersama itu pula, air maniku muncrat.

Aqu berusaha untuk tenang. Tidak memperlihatkan sedang mengalami orgasme. Untungnya air maniku tidak kelihatan, sehingga Noni tidak tahu apa yg tengah terjadi. Dia tetap mencumbuku, bahkan mulai membuka baju kaosnya. Aqu pun berusaha melayani Noni, walau terasa sangat hambar. Demi harga diriku, aqu berusaha untuk berhasrat. Noni membuka kancing bajuku satu persatu. Sementara body bagian atasnya sudah bugil. Aqu memasukan jari tanganku dari bagian bawah rok mininya. Tidak terlalu sulit. Kutemukan lubang kemaluannya yg sudah berlendir. Bahkan Noni dgn cepat membuka celana dalamnya. Sehingga saat roknya disingkapkan, aqu melihat pemandangan yg begitu indah. Namun aqu sudah lemas. Aqu tidak bernafsu. Penis-ku sudah tidur lagi. Kupermainkan clitorisnya dgn agak memaksakan.

“Ayo” Noni berbisik dgn nafasnya yg mendesah.
Sejenak aqu merasa bingung, dan mencoba mencari jalan untuk menghadapinya.
“Non, saya mau ke air dulu” Akhirnya itulah yg kukatidakan.
Noni berhenti mencumbuku dgn keheranan. Tapi dia pun mengangguk, walau terlintas satu kekecewaan dari raut wajahnya.
“Di mana kamar mandinya?” Tanyaqu sambil berdiri. Noni menunjuk ke arah dapur. Aqu pun segera beranjak.

Di kamar mandi, aqu membuka celanaqu. Kubasahi penis-ku, lalu kubalur dgn sabun. Tanganku mencoba untuk mengocoknya dgn cepat. Sulit sekali. Untuk dibangunkan. Kupaksa lagi dgn lebih cepat, sambil menghayalkan kenikmatan sexual. Kurang lebih lima menit kemudian, barulah perlahan-lahan penis-ku berdiri. Aqu mulai punya harapan baru. Kupertahankan keadaan penis-ku. Lalu aqu cepat-cepat keluar dari kamar mandi, dan menghampiri Noni dgn mengenakan celana dalam saja.

Noni masih duduk, setengah berbaring di atas kursi. Dia tampak tersenyum, memandangku. Tak tau senyuman apa. Aqu tidak peduli. Yg jelas aqu dgn cepatnya menindih body Noni. Kubuka celana dalamku. Penis-ku agak mengendur lagi. Cepat-cepat kukocok beberapa kali, dan.. bles.. kumasukan pada kemaluan Noni. Dgn cepat pula kupompa. Lama kelamaan, aqu mulai merasakan keseimbangan. Penis-ku sudah sempurna, masuk-keluar pada kemaluan Noni. Aqu pun merasakan kenikmatan dari goygan Noni yg memang sangat lincah. Beberapa lama, aqu dan Noni saling berpagutan dalam irama yg cepat. Nafasnya sudah terdengar tidak beraturan. Bodynya pun dibanjiri keringat. Suara desahaAnnya tertahan. TangaAnnya menekan pantatku dgn keras.

“Emh.. hem” Itulah suara yg keluar dari bibirnya.
Bodynya mengejang, sambil tangaAnnya memeluk bodyku dgn erat. Aqu pun dalam keadaan yg sama. Kurasakan puncaknya akan segera tiba. Bodyku semakin merapat dgn body Noni. Aqu memeluknya juga dgn erat. Kutekan penis-ku dalam-dalam, sambil bibirku menggigit lehernya. Cret.. aqu rasakan air maniku keluar di dalam kemaluan-nya. Indah sekali. Bersama itu pula, Noni mencapai orgasme. Terasa ada kehangatan pada penis-ku, yg masih bersarang didalam kemaluan-nya. Kita mencapai titik orgasme pada waktu yg bersamaan. Aqu bahagia. Aqu bisa merasakan lagi nikmatnya bersebody. Aqu bahagia sekali. Sungguh bahagia.

Noni terlihat puas dgn persebodyan ini. Dia mengajakku menginap di rumahnya. Aqu pun tidak menolak, sebab keadaan sudah larut malam. Dgn senang hati, Noni memasakanku mie rebus. Kita makan bersama dgn lahapnya. Tidak lupa, Noni pun membuatkan segelas kopi panas. Membuat bodyku segar kembali. Kuhisap sebatang rokok, sambil menikmati suasana yg begitu menyenangkan.

Satu jam kemudian, Noni mengajaqu lagi mendaki puncak kenikmatan. Tentu saja tidak kutolak. Sebab aqu pun sudah merasa kuat lagi. Dan yg pasti, hasrat birahiku mulai bangkit kembali. Tapi baru saja kita bercumbu, tiba-tiba terdengar suara tangisan anaknya dari dalam kamar. Tentu saja Noni segera berhenti, dan berlari menuju kamar. Aqu mengambil nafas panjang.

“Dhamar” Noni memanggilku dari dalam kamar.
Aqu pun cepat-cepat bangkit, dan berlari menuju kamar. Kulihat Noni sedang memeluk anaknya.
“Matikan lampunya!” Kata Noni sambil menunjukan stop kontidak, yg letidaknya tidak jauh dari tempatku berdiri.
Kupijit. Dan keadaan pun jadi gelap.
“Maah, gelaap” suara anaknya terdengar lagi. Padahal tadi kelihataAnnya sudah tidur lagi.
“Iya sayg, ini ada Mamah di sini. Listriknya mati. Ayo tidur lagi” Terdengar jawaban Noni pada anaknya.

Aqu menghampiri Noni dgn hati-hati. Kurebahkan bodyku di belakang Noni.
“Anakku harus dipeluk terus” Noni berbisik sangat perlahan. Aqu pun mengerti.
Kubuka saja dulu seluruh pakaianku. Lalu tanganku meraba body Noni. Kubuka seluruh pakaiaAnnya dgn agak hati-hati. Kupeluk dari belakang, sambil kucumbu bagian lehernya. Turun ke punggungnya, sampai pada pinggangnya. Noni mendesah, tapi tidak melepaskan pelukan pada anaknya. Tanganku menerobos belahan pahanya. Lalu kumasukan jariku, mempermainkan clitorisnya. Lagi-lagi Noni mendesah, dan agak menggelinjang. Penis-ku makin menegang. Aqu tidak kuat lagi, ingin memasukaAnnya. Tangan kiriku melingkar pada lehernya. Tangan kananku bekerja, untuk memapah penis-ku. Noni mengerti. Dia mengangkat pahanya sedikit, membFerryan jalan masuk. Walau agak sulit dgn posisi seperti itu, namun akhirnya penis-ku bisa masuk dari belakang. Langsung saja kupompa dgn agak perlahan. Terdengar rintihan tertahan dari mulut noni.

Beberapa lama kemudian, Noni mengambil posisi menungging, dgn tangan yg masih mendekap body anaknya. Aqu mengerti, apa yg diinginkan Noni. Sebuah gaya yg sering dilihat dalam film blue. Kuikuti saja, dan memang dgn posisi menungging, penis-ku bisa masuk dgn mudah. Kupompa, keluar-masuk. Walau tidak diiringi cumbuan bibir, namun tetap terasa sangat nikmat. Kukencangkan pompaanku, sambil kupegang ujung rambutnya. Tidak ubah, seperti sedang menunggang kuda. Terdengar bunyi ranjang yg bergoyg, bersahutan dgn hentidakan nafasnya dalam setiap hentidakan penis-ku.

Setelah beberapa lama dgn posisi menungging, tiba-tiba tangan Noni mengeluarkan penis-ku. Lalu dia menarik tanganku untuk turun ke lantai, dgn nafasnya yg makin memburu. Aqu disuruh berbaring. Sedangkan dia mengambil posisi di atasku, berhadapan. TangaAnnya begitu cekatan, memapah penis-ku pada lubang kemaluan-nya. Lalu dia menggoygkan pantatnya setengah berputar. Semakin cepat goygaAnnya, kian terasa begitu nikmat.

“Akh” Ada suara tertahan dari mulutnya.
Aqu pun meremas buah dadanya dgn penuh perasaan. Terasa irama goygaAnnya kian tidak beraturan, bersama desahan nafasnya yg makin terdengar keras. Kedua telapak tangaAnnya mengusap-usap bulu dadaqu dan memijitnya. Aqu mulai menuju puncak orgasme, hingga kuangkat paha, serta kutekan penis-ku kuat-kuat. Noni pun menekan kemaluan-nya dan menghentikan goygaAnnya. Lalu bodynya mengejang, bersama dgn keluhan panjangnya. Bodynya terkulai lemas, menindihku. Aqu makin bernafsu. Tinggal beberapa saat lagi, maniku juga akan keluar. Tiba-tiba Noni bangkit dgn sisa-sisa tenaganya. Penis-ku terlepas dari kemaluan-nya. Tangan Noni memegang penis-ku, lalu mengulum dgn mulutnya. Terasa kontolku disedotnya. Tentu saja, maniku dgn cepat pula muncrat ke dalam mulutnya. Cret.. cret..

“Aah” bibirku pun tidak tertahan untuk mengeluarkan suara itu. Noni mengelus-elus penis-ku.
“Sayg, tidurnya di kursi yah” Noni berbisik. Aqu pun mengerti.
Noni membantuku mengenakan pakaian. Lalu menggandeng tanganku menuju kursi di ruangan tamu. Aqu langsung tertidur dgn pulas dan penuh kepuasan.

Jam sembilan pagi, aqu baru bangun. Di meja sudah tersedia segelas kopi dan beberapa macam makanan ringan. Aqu memang sangat lapar. Lalu aqu cuci muka dan gosok gigi dulu. Setelah itu, barulah aqu menyantap hidangan Noni. Sedangkan Noni sendiri tak tau pergi ke mana. Setelah menghabiskan sebatang rokok, aqu bangkit dan melangkah menuju kamar mandi. Kubuka pakaianku. Lalu kubasuh bodyku dgn air yg begitu jernih. Tiba-tiba, pintu diketuk dari luar.
“Siapa?”
“Noni”
Kubuka pintunya. Noni berdiri di depan pintu sambil tersenyum. Dia sudah terlihat segar, dgn mengenakan bajunya yg cukup rapi.
“Mana anakmu?”
“Lagi sekolah. Entar jam sepuluh dijemput”
“Di mana?”
“Ya di TK, dong” jawabnya. Membuat tanganku dgn cepat, menarik tangaAnnya.

Noni masuk ke kamar mandi. Kukunci pintunya. Dia pasrah, saat bajunya kubuka satu persatu. Kukucurkan air pada bodynya yg sudah bugil. Noni menggigil. Namun aqu senang menyaksikaAnnya. Kupeluk dgn hasrat nafsu yg mulai bangkit kembali. Adegan sex pun terulang untuk ketiga kalinya. Bahkan di kamar mandi, aqu dan Noni mempraktekan beberapa adegan yg pernah kulihat dalam film blue. Klimaknya kuambil adegan duduk dgn kaki menyilang. Betapa nikmatnya. Bodynya seakan ingin menyatu, saking eratnya pelukanku dan pelukaAnnya. Kali ini, kita mencapai puncak klimak bersamaan kembali. Semuanya diakhiri dgn mandi bersama. Noni. Oh, Noni.. Terimakasih. Noni telah mengembalikan kepercayaan diriku kembali.

Jika mengikuti ceritaqu dari awal, tentu tidak akan asing dgn nama Teh Ana. Tetangga kontrakanku yg cantik dan sexi. Suaminya pun tampan. Seandainya nilai ketampananku 8, maka suaminya adalah 8,5. Tapi yg aqu herankan, kenapa Teh Ana tiba-tiba tertarik untuk menghampiriku ke dalam kamar.

Sekitar jam delapan malam, Teh Ana mengetuk pintu kamarku. Tentu saja pada mulanya aqu merasa kaget. Disamping tidak biasanya, aqu pun heran dgn busana yg dikenakaAnnya. Gaun putih transparan. Jelas sekali, Teh Ana tidak mengenakan BH. Sehingga buah dadanya yg besar dan montok, terlihat oleh kedua mataqu. Awalnya, aqu gugup juga. Bahkan ada rasa ketaqutan dalam hatiku. Tentu saja taqut suaminya datang.

“Suamiku lembur” Ucap Teh Ana, seakan bisa menebak rasa kekhawatiranku.
Teh Ana pun tidak segan-segan untuk tidur-tiduran di atas kasurku.
“Enak juga kamarmu” begitu katanya sambil memeluk bantal.

Aqu masih termangu, belom mengerti dgn sikapnya dan situasi yg tengah kuhadapi.
“Teteh, apa enggak taqut ketahuan sama Ibu Kontrakan? Nanti dikiranya apaan” Aqu mengingatkaAnnya dgn ragu.
“Kamu juga kan tidak taqut, waktu kemarin three in one?” Teh Ana balik bertanya dgn tenangnya.
Tentu saja aqu terkejut.

“Teteh tahu?” Aqu terbelalak. Teh Ana cuma senyum sambil menganggukan kepala.
“Sudahlah, itu kan rahasia kita. Aqu ada perlu sama kamu. Mau kan nolongin aqu?”
“Iya Teh, saya mau”


Tiba-tiba Teh Ana menatapku dgn pandangan yg begitu menghasratkan. Dia seperti ragu untuk berkata. Namun aqu berusaha cepat tanggap. Pikirku, apa lagi kalau bukan urusan sex. Maka tanpa banyak basa-basi lagi, kuserbu bodynya yg begitu menggoda. Aqu melumatnya dgn bernafsu. Bibirnya kupagut dgn mesra, sambil menindih bodynya. Tanganku pun mulai bergerak ke arah bawah. Tapi tiba-tiba tanganku dipegangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar